Rabu, 29 Juni 2011
5 (Lima) Perkara yang Dapat Meningkatkan Iman Seseorang
Ketahuilah, iman yang ada di dalam diri seorang hamba itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang atau bahkan hilang tanpa bekas dari diri seseorang. Al-Imam Abdurrahman bin Amr Al-Auza’i rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah. Beliau menjawab: “Betul (bertambah), sampai seperti gunung.” Lalu beliau ditanya lagi: “Apakah bisa berkurang?” Beliau menjawab: “Ya, sampai tidak tersisa sedikitpun.”
Demikian pula Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan berkurang? Beliau menjawab: “Iman bertambah sampai puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh.” Beliau juga menyatakan: “Iman itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan kebajikan, maka iman akan bertambah, dan apabila engkau menyia-nyiakannya, maka iman pun akan berkurang.“
Nah, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu, yakni meyakini bahwa sesungguhnya iman seseorang itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Setelah kita tahu bahwa ternyata iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin untuk menjaga kualitas imannya? Al Imam Allamah Abdurrahman bin Nashr As Sa’di rahimahullah mengatakan: “Seorang mukmin yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala, dia senantiasa berusaha melakukan dua hal: Pertama, memurnikan keimanan dan cabang-cabangnya, dengan cara mengilmui dan mengamalkannya. Kedua, berusaha untuk menolak atau membentengi diri dari bentuk-bentuk ujian (cobaan) yang tampak maupun tersembunyi yang dapat menafikannya (menghilangkannya), membatalkannya atau mengikis keimanannya itu.” (At Taudhih wal Bayan lisy Syajarotil Iman, hal 38).
Saudaraku muslimin, ketahuilah! Ada beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya iman seseorang, di antaranya adalah:
Pertama: Membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi kandungan) Al Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang orang-orang mukmin yang berbuat demikian: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah iman bereka, dan kepada Rabb mereka itulah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal [8]: 2)
Al Imam Al Ajurri rahimahullah berkata: “Barangsiapa mentadabburi Al Quran, dia akan mengenal Rabb-nya Azza wa Jalla dan mengetahui keagungan, kekuasaan dan qudrah-Nya serta ibadah yang diwajibkan atasnya. Maka dia senantiasa melakukan setiap kewajiban dan menjauhi segala sesuatu yang tidak disukai maulanya (yakni Allah Ta’ala).“
Kedua: Mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara mutlak dari berbagai segi. Bila seorang hamba mengenal Rabbnya dengan pengetahuan yang hakiki, kemudian selamat dari jalan orang-orang yang menyimpang, sungguh ia telah diberi taufiq dalam mendapatkan tambahan iman. Karena seorang hamba bila mengenal Allah dengan jalan yang benar, dia termasuk orang yang paling kuat imannya dan ketaatannya, kuat takutnya dan muroqobahnya kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama.” (QS. Fathir [35]: 28). Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Sesungguhnya hamba yang benar-benar takut kepada Allah adalah ulama yang mengenal Allah.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/533).
Ketiga: Memperhatikan siroh atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari siroh beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta perangainya yang mulia.
Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan: “Dari sini kalian mengetahui sangat pentingnya hamba untuk mengenal Rasul dan apa yang dibawanya, dan membenarkan pada apa yang beliau kabarkan serta mentaati apa yang beliau perintahkan. Karena tidak ada jalan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat kecuali dengan tuntunannya. Tidak ada jalan untuk mengetahui baik dan buruk secara mendetail kecuali darinya.Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al Quran dan Al Hadits, niscaya dia akan mendapatkan manfaat dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi kuat, dan bertambah cintanya kepada beliau. Itu adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutaba’ah dan amalan sholih.”
Keempat: Mempraktekkan (mengamalkan) kebaikan-kebaikan agama Islam. Ketahuilah, sesungguhnya ajaran Islam itu semuanya baik, paling benar aqidahnya, paling terpuji akhlaknya, paling adil hukum-hukumnya. Dari pandangan inilah Allah menghiasi keimanan di hati seorang hamba dan membuatnya cinta kepada keimanan, sebagaimana Allah memenuhi cinta-Nya kepada pilihan-Nya, yakni Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat QS. Al Hujurat [49]: 7)
Maka iman di hati seorang hamba adalah sesuatu yang sangat dicintai dan yang paling indah. Oleh karena itu seorang hamba akan merasakan manisnya iman yang ada di hatinya, sehingga dia akan menghiasi hatinya dengan pokok-pokok dan hakikat-hakikat keimanan, dan menghiasi anggota badannya dengan amal-amal nyata (amal sholih). (At Taudhih wal Bayan, hal 32-33)
Kelima: Membaca siroh atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang dimaksud Salafush Shalih di sini adalah para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orangyang mengikuti mereka dengan baik (lihat QS. At Taubah [9]: 100). Barangsiapa membaca dan memperhatikan perjalanan hidup mereka, akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, akhlak-akhlak yang agung, ittiba’ mereka kepada Allah, perhatian mereka kepada iman, rasa takut mereka dari dosa, kemaksiatan, riya’ dan nifaq, juga ketaatan mereka dan bersegera dalam kebaikan, kekuatan iman mereka dan kuatnya ibadah mereka kepada Allah dan sebagainya.
Dengan memperhatikan keadaan mereka, maka iman menjadi kuat dan timbul keinginan untuk menyerupai mereka dalam segala hal. Sebagaimana ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Barangsiapa lebih serupa dengan mereka (para shahabat Rasulullah), maka dia lebih sempurna imannya.” (lihat Kitab Al Ubudiyah, hal 94). Dan tentunya, barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.
Itulah beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya keimanan. Adapun hal-hal yang dapat melemahkan iman seseorang adalah sebaliknya, di antaranya:Kebodohan terhadap syari’at Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa besar, mengikuti hawa nafsu dan sebagainya.
Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa diberi tambahan iman, dan dijauhkan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahul musta’an.
solat berjama'ah dan hukumnya
Bismillahirrahmaanirrahim.
sob,sering kita lihat mesjid-mesjid kosong dari jama'ah. bahkan ada yang diisi hanya magrib doang. itupun keitung jari jemaahnya. hampir di semua tempat kaya gitu sob kalo kita perhatikan.gag di desa aja, di kota juga sama.. Inilah buah dari kekurangfahaman kita dalam ilmu syariat, khususnya yang berkaitan dengan hukum sholat berjama'ah. kalo kita tanya, "Mengapa tidak sholat di masjid, kok malah sholat di rumah?", jawabannya, "Ah, itu kan cuma sunnah aja,saya nanti sholat dirumah aja..." astagfirullah.
Apa Hukum Sholat Berjama'ah sob?
Ketahuilah sob, bahwa pendapat yang benar dalam masalah ini ialah sholat berjamaah itu wajib (bagi laki-laki, adapun bagi kaum wanita, sholat di rumah lebih baik daripada sholat di masjid walaupun secara berjama'ah). Inilah pendapat yang disokong oleh dalil dalil yang kuat dan merupakan pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat dan tabi'in, serta para imam madzhab (Kitabus Sholat karya Ibnul Qoyyim).
nih sob Perintah Alloh Ta'ala Untuk Sholat Berjamaah dan Ancaman Nabi Yang Sangat Keras Bagi Yang Meninggalkannya
"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku' (dalam keadaan berjamaah)." (Al Baqoroh: 43). Perhatikanlah sob, konteks kalimat dalam ayat ini adalah perintah, dan hukum asal perintah adalah wajib.
Rosululloh telah bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama'ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhori)
Hadits di atas menunjukkan wajibnya (fardhu ain) sholat berjama'ah, karena jika sekedar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang meninggalkannya dengan membakar rumah. Rosululloh tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan fardhu kifayah, karena udah ada orang yang melaksanakannya. (Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani)
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata, "Wahai Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid." Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjama'ah dan agar diperbolehkan sholat di rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu telah beranjak, Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, "Apakah kamu mendengar adzan?", Ia menjawab, "Ya", Rosululloh bersabda, "Penuhilah seruan (adzan) itu." (HR. Muslim). Perhatikanlah, jika untuk orang buta saja yang tidak memiliki penunjuk jalan itu tidak ada rukhsoh (keringanan) baginya, maka untuk orang yang normal lebih tidak ada rukhsoh lagi baginya." (Al Mughni karya Ibnu Qudamah).
Hanya Munafik Saja Yang Sengaja Meninggalkan Sholat Jama'ah,,hiiiii....
Sahabat besar Ibnu Mas'ud rodhiyallohu'anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama'ah: "Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama'ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit". Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas'ud hidup di zaman kita sekarang ini sob, apa yang akan beliau katakan???
i belong to you
When these pillars get pulled down,
It will be you who wears the crown,
And I'll owe everything to you
How much pain has cracked your soul?
How much love could make you whole?
You're my guiding lightning strike
I can't find the words to say,
But they're overdue,
I've travelled half the world to say,
I belong to you
Then she attacks me like a Leo,
When my heart is split like Rio,
But, I assure you my debts are real
I can't find the words to say,
When I'm confused,
I've travelled half the world to say,
You are my mu-
(Ah! Réponds à ma tendresse,
Verse-moi, verse-moi l'ivresse,
Réponds à ma tendresse,
Réponds à ma tendresse,
Ah! Verse-moi l'ivresse,
Verse-moi, verse-moi l'ivresse,
Réponds à ma tendresse,
Réponds à ma tendresse,
Ah! Verse-moi l'ivresse,
I belong, I belong to you alone)
I can't find the words to say,
But they're overdue,
I've travelled half the world to say,
I belong to you
It will be you who wears the crown,
And I'll owe everything to you
How much pain has cracked your soul?
How much love could make you whole?
You're my guiding lightning strike
I can't find the words to say,
But they're overdue,
I've travelled half the world to say,
I belong to you
Then she attacks me like a Leo,
When my heart is split like Rio,
But, I assure you my debts are real
I can't find the words to say,
When I'm confused,
I've travelled half the world to say,
You are my mu-
(Ah! Réponds à ma tendresse,
Verse-moi, verse-moi l'ivresse,
Réponds à ma tendresse,
Réponds à ma tendresse,
Ah! Verse-moi l'ivresse,
Verse-moi, verse-moi l'ivresse,
Réponds à ma tendresse,
Réponds à ma tendresse,
Ah! Verse-moi l'ivresse,
I belong, I belong to you alone)
I can't find the words to say,
But they're overdue,
I've travelled half the world to say,
I belong to you
Selasa, 28 Juni 2011
my heart will go on (celin dion)
Every night in my dreams
I see you. I feel you.
That is how I know you go on
Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on
Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on
Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never go till we’re one
Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we’ll always go on
Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on
There is some love that will not
go away
You’re here, there’s nothing I fear,
And I know that my heart will go on
We’ll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on
Lihatlah Kebaikan Di Sekitar Kita
Topik sederhana tapi “ngena” dari saluran radio swasta di Bandung ini begitu menarik perhatian saya. Kebiasaan saya akhir-akhir ini memang mendengarkan radio sambil menunggu terlelap tidur. Karena biasanya topik-topik yang disajikan malam hari lebih santai tapi serius, jadi kadang bisa buat introspeksi diri sebelum tidur.
“Lihatlah kebaikan di sekitar kita, ternyata begitu banyak kebaikan yang dilakukan orang lain untuk kita”. Kira-kira begitulah si penyiar menyampaikan pesannya. Menarik, saya sangat tersentak mendengarnya. Ya, tanpa kita sadari -atau lebih tepatnya- tanpa saya sadari, kita lebih sering mengkritik kesalahan orang lain terhadap kita, kebaikan apa yang sudah kita lakukan untuk mereka, tanpa sedikit pun memikirkan betapa banyak kebaikan yang mereka lakukan untuk kita. Mari kita renungkan bersama. Cobalah luangkan waktu sejenak sebelum tidur, memikirkan kebaikan apa yang terjadi terhadap diri kita dari orang lain selama 24 jam kita hidup hari ini. Apa yang akan kita lakukan untuk membalas kebaikan itu.
Kawan, ternyata hidup kita begitu bermakna karena kebaikan tulus mereka. Kebaikan tanpa pamrih. Kecil maupun besar. Nyatanya selama ini diri begitu egois memikirkan diri sendiri. Nyatanya kita belum cukup mampu membalas semua kebaikan itu. Kebaikan saat teman memberi tumpangan payung, saat teman memberi senyuman kala kita sedih, saat orang yang tidak kita kenal membantu membetulkan laptop tanpa uang sepeser pun. Dan pada saat kita terlalu sibuk memikirkan kesalahan orang lain, banyak kebaikan tercipta.
Esensi Kehidupan Adalah Memberi
Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.
Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.
Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus.
Falling Away With You
I can't remember when it was good
Moments of happiness elude
Maybe I just misunderstood
All of the love we left behind
Watching the flash backs intertwine
Memories I will never find
So, I'll love whatever you become
And forget the reckless things we've done
I think our lives have just begun
I think our lives have just begun
And I'll feel my world crumbling,
And I'll feel my life crumbling,
And I'll feel my soul crumbling away,
And falling away,
Falling away with you
Staying awake to chase a dream
Tasting the air you're breathing in
I hope I won't forget a thing
Promise to hold you close and pray
Watching the fantasies decay
Nothing will ever stay the same
And all of the love we threw away
And all of the hopes we've cherished fade
Making the same mistakes again
Making the same mistakes again
And I'll feel my world crumbling,
And I'll feel my life crumbling ,
And I'll feel my soul crumbling away,
And falling away,
Falling away with you
All of the love we left behind
Watching the flash backs intertwine
Memories I will never find
Memories I will never find
Langganan:
Postingan (Atom)